Surat Terbuka buat Ahmadinejad


Tuan Ahmadinejad…. Teriring selamat atas kemenangan anda pada pemilihan Presiden Iran. Saya merasa bangga karena 68 persen bangsa Iran telah menjatuhkan pilihannya kepada anda dengan penuh keyakinan. Sebagaimana saya, mereka juga sama-sama meyakini bahwa anda adalah pria terpilih yang mengemban tugas berat, tidak hanya menghadirkan rasa bangga bagi bangsa Iran, namun kepada umat Islam di seluruh dunia.

Hari ini umat Islam tercerai-berai dan porak-poranda oleh berbagai kepentingan yang datang dari luar. Umat Islam seakan tak punya harga diri ketika menjadi bulan-bulanan mereka yang hendak mengincar minyak dan kekayaan umat Islam. Umat Islam tak berdaya ketika saudaranya bangsa Palestina menjadi sasaran rudal dan bahan peledak bangsa-bangsa lain. Umat Islam menjadi nestapa di negeri sendiri tatkala ekonomi dan keuangan adalah makanan empuk dari negara-negara maju. Umat Islam terpuruk dalam satu lembah kemiskinan dan keterbelakangan, kemudian laksana bola yang dipermainkan bangsa-bangsa lain.

Tuan Ahmadinejad... Anda telah telah menunjukkan kepada bangsa lain bahwa umat Islam laksana singa yang mengaum tatkala kepentingannya diporak-porandakan. Tuan Ahmadinejad telah menghadirkan Islam yang berkerakter kuat. Satu agama yang tidak hanya memiliki tradisi kearifan sebagaimana landasannya telah diletakkan Rasulullah dan seluruh para imam, namun telah ditegakkan oleh umat Muslim di sekujur peradaban sejarah. Tuan telah menunjukkan kepada dunia bahwa Islam membawa damai yang diterbangkan merpati ke seluruh semesta, dan di atas kata damai itu terletak hak untuk menentukan nasib sendiri.

Saya tersentuh dengan sikap anda yang tegas ketika Amerika Serikat melarang penggunaan nuklir. “Mengapa mereka harus melarang kami, sementara mereka terus menimbun nuklir? Siapapun tak boleh menghalangi bangsa Iran untuk mengembangkan teknologi,“ kata anda dengan suara berapi-api. Lewat ketegasan itu, anda hendak megumumkan kepada dunia bahwa keberanian Ayatullah Khomeini ibarat matahari yang menerangi sisi tergelap peradaban hari ini. Kebajikan dan kecerdasan para imam adalah mercusuar yang membangkitkan kesadaran seluruh bangsa Islam bahwa kita juga punya hak yang sama dengan bangsa manapun.

Tuan Ahmadinejad..... Anda adalah singa yang berhati lembut. Saya tersentuh menyaksikan foto anda yang sedang shalat di pinggir jalan tatkala iring-iringan kenderaan kepresidenan melintas. Saya tersentuh dengan kesederhanaan anda sebagai dosen yang mengajarkan ilmu sebagai jalan pembebasan. Saya tersentuh dengan tindakan anda ketika mengosongkan istana dari segala perabot mewah. Pada akhirnya, --sebagaimana diajarkan Rasul dan para imam—kekayaan bukanlah kekang yang mengendalikan manusia. Anda dan semua pemimpin besar telah mengajarkan bahwa kekayaanlah yang semestinya dipasangi kekang dan diarahkan untuk menyempurnakan hidup manusia.

Tuan Ahmadinejad....... Saya membayangkan anda memimpin negeri ini. Saya membayangkan anda memimpin Indonesia dengan kesederhanaan, kebijaksanaan, dan karakter yang kuat. Mungkin saat itu, saya akan pongah dan menepuk dada sembari berkata, “Inilah bangsa yang saya banggakan. Sebuah bangsa yang melindungi semua rakyatnya. Sebuah bangsa yang menolak pelecehan. Bangsa yang perkasa...“


Makassar, 15 Juni 2009


0 komentar:

Posting Komentar