Aku Ingin Menjadi Matahari


AKU ingin lepas dari rasa lumpuh yang menjerat kedua tungkaiku. Aku ingin menerabas segala sekat yang membelenggu tubuhku. Sekat-sekat itu seakan menenggelamkanku pada pencarian yang tak pernah berujung, sebuah teka-teki yang tak kunjung terpecahkan. Aku ingin memburai kepompong yang menghalangi keinginanku untuk menatap horison realitas. Aku bosan hidup dalam sebuah tempurung kelapa sehingga hanya mengenali kenyataan yang lebarnya tak lebih dari jangkauan tanganku. Terlalu lama aku dibelit rasa mapan dan keangkuhan pengetahuan yang bersemayam di benakku. Aku ingin membalik tempurung itu, menghancurkannya kemudian menatap alam dengan tanpa rasa takut.

Aku ingin merentangkan tangan hingga ke ujung dunia dan menggapai seluruh jejak pencapaian manusia. Aku ingin merdeka dari segala batasan yang hanya meletakkan diriku sebagai titik kecil dari fenomen semesta. Seolah-olah aku hanya sekerat materi yang berbatas. Aku ingin melanglang buana dan menembus segala batas yang sanggup dijelajahi sains serta pikiran kembaraku. Aku ingin lepas dan terbang tinggi dan menembus mega-mega, melihat bumi hingga titik terjauh, melihat langsung bagaimana bumi menyapa pagi, melepas senja, kemudian memeluk malam. Melihat langsung bagaimana bumi membasahi tubuhnya dengan sapuan aneka warna pelangi, sebuah mosaik lukisan semesta.

Aku ingin menjadi matahari yang sanggup menyinari bumi, tanpa sedikitpun mengenal lelah. Menghadirkan pagi serta cahaya dengan tak pernah meminta balas. Aku ingin menjelma menjadi cahaya kecil yang menyelusup pada setetes embun dan berkilau hingga memancarkan keindahan yang semerbak di seantero bumi. Setetes embun yang bening dengan cahaya pengetahuan yang menerangi jagad pengetahuan. Menjadi cahaya dan api bagi sekelilingku...................


0 komentar:

Posting Komentar